• Featured

    All About unik

  • Featured

    Don't miss these 10 Things if you are going for Picnic.

  • Articles

    iPhone 6 Will Look Like

  • Articles

    Solar Powered UAVs To Replace Satellites

  • Sunday, January 19, 2014

    Gurun pasir tidak melulu pasir. Di beberapa lokasinya terdapat danau-danau alam yang airnya berasal dari sumber air setempat maupun yang berasal dari curah hujan tahunan. Di sini juga biasanya dijumpai pepohonan palem dan bahkan tanaman-tanaman buah dan taman yang subur. Di lokasi oasis seperti inilah biasanya populasi terbentuk. Sayangnya banyak yang lenyap karena berbagai sebab.
    1. Danau-danau Ubari, Oasis Erg Awbari, Sahara
    Lokasinya dekat Fezzan dan 30 km sebelah utara Germa, Libia. Danau berair asin ini merupakan suatu lokasi pusat perdagangan bagi warga setempat yang kebanyakan menjual suvenir dan barang-barang lainnya di pinggir danau.

    Umm Al-Maa, yang berarti Ibu Air, merupakan salah satu danau terbesar di oasis ini. Sayangnya, seperti danau-danau lainnya, lapisan air di area ini demikian dalam sehingga danau-danau ini mulai mengering.

    Berbarengan dengan airnya yang mulai kotor, tingkat garamnya pun saat ini sama dengan di Laut Mati. Tingginya garam di danau Umm Al-Maa membuat Anda mudah terapung jika berendam di sini.

    Bekas kota Gebraoun yang telah ditinggalkan penghuninya terletak tidak jauh dari sini dengan reruntuhan bangunan yang impresif menunjukkan bahwa danau-danau di sini pernah menjadi gantungan hidup yang memadai dan berkualitas.
    2. Oasis Huacachina, Peru
    Hucachina merupakan kota oasis kecil di daerah Ica, barat daya Peru. Oasis yang diberi nama “Oasis of Americas” ini merupakan resort populer di kalangan turis asing maupun domestik. Legenda setempat menceritakan bahwa danau ini terbentuk saat pemburu muda mengganggu seorang puteri cantik yang sedang mandi. Puteri tersebut segera pergi menghilang meninggalkan kolam air yang kemudian menjadi danau.

    3. Oasis Turpan, China
    Turpan, atau dikenal juga dengan nama Tulufan, merupakan kota oasis di daerah Xinjiang Uygur, China. Berjarak hanya 8 km sebelah barat reruntuhan kota Jiaohe, suatu daerah batas pasukan garnisun yang dihancurkan oleh Genghis Khan pada jaman dinasti Han.

    4. Danau Gurun di Brasil
    Danau gurun yang indah ini terletak di Lençóis Maranhenses National Park, Maranhao, Brasil. Terbentuk sebagai bagian dari suatu sistem danau air tawar yang berasal dari hujan selama enam bulan pertama tiap tahunnya dan kemudian akan menguap secara bertahap dan tahun berikutnya airnya akan meninggi kembali. Beberapa danau di antaranya terdapat pepohonan palem, sementara yang lainnya gersang

    5. Danau Creescent di Gurun Gobi China
    Danau gurun ini berlokasi di ujung sebuah kota kuno yang bisa dijumpai pada perjalanan sepanjang Silk Road ke Barat. Saat ini mulai mengering dan turun lebih dari 25 feet sepanjang 30 tahun terakhir karena digunakan langsung oleh petani dan populasi yang semakin meningkat. Ini mengakibatkan berangsur menghilangnya danau ini yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

    6. Oasis Chebika, Tunisia
    Oasis cantik ini mungkin adalah oasis yang paling banyak dilihat orang tanpa orang menyadarinya. Di sinilah lokasi pembuatan film Star Wars Episode IV: A New Hope. Nama oasis inipun akhirnya diambil dari salah satu karakter di film tersebut yaitu Chewbacca.

    7. Oasis Timia, Gurun Sahara, Nigeria
    Oasis Timia berlokasi di Aïr Mountains (Nigeria utara), merupakan oasis paling indah di negara ini karena suatu alasan. Bukan hanya karena gambaran sebuah danau di tengah gurun dengan beberapa pohon palemnya saja, di dalamya juga terdapat taman-taman subur dengan tanaman jeruk dan buah delima yang siap dipetik dan dimakan di tempat (dengan membayar tentunya).

    Beberapa jenis pohon buah-buahan lainnya, sereal, dan sayur-sayuran juga tumbuh di sini. Hasil panennya bahkan juga dikirim ke daerah lain di Nigeria.

    8. Oasis di Oman
    Oasis hijau ini tersembunyi di tengah gurun Oman. Beberapa oasis di kesultanan Oman kerap dijadikan tempat studi botanikal di bidang agro-biodiversity. Para peneliti juga mencari sebab mengapa jumlah oasis berkurang dengan cepat.

    Sebenarnya masih banyak oasis alami lainnya di muka bumi ini, tapi setidaknya inilah yang masih tersisa dan dimanfaatkan manusia dan terdokumentasi.

    8 Oasis Gurun Pasir

    Posted at  3:38 AM  |  in    |  Read More»

    Gurun pasir tidak melulu pasir. Di beberapa lokasinya terdapat danau-danau alam yang airnya berasal dari sumber air setempat maupun yang berasal dari curah hujan tahunan. Di sini juga biasanya dijumpai pepohonan palem dan bahkan tanaman-tanaman buah dan taman yang subur. Di lokasi oasis seperti inilah biasanya populasi terbentuk. Sayangnya banyak yang lenyap karena berbagai sebab.
    1. Danau-danau Ubari, Oasis Erg Awbari, Sahara
    Lokasinya dekat Fezzan dan 30 km sebelah utara Germa, Libia. Danau berair asin ini merupakan suatu lokasi pusat perdagangan bagi warga setempat yang kebanyakan menjual suvenir dan barang-barang lainnya di pinggir danau.

    Umm Al-Maa, yang berarti Ibu Air, merupakan salah satu danau terbesar di oasis ini. Sayangnya, seperti danau-danau lainnya, lapisan air di area ini demikian dalam sehingga danau-danau ini mulai mengering.

    Berbarengan dengan airnya yang mulai kotor, tingkat garamnya pun saat ini sama dengan di Laut Mati. Tingginya garam di danau Umm Al-Maa membuat Anda mudah terapung jika berendam di sini.

    Bekas kota Gebraoun yang telah ditinggalkan penghuninya terletak tidak jauh dari sini dengan reruntuhan bangunan yang impresif menunjukkan bahwa danau-danau di sini pernah menjadi gantungan hidup yang memadai dan berkualitas.
    2. Oasis Huacachina, Peru
    Hucachina merupakan kota oasis kecil di daerah Ica, barat daya Peru. Oasis yang diberi nama “Oasis of Americas” ini merupakan resort populer di kalangan turis asing maupun domestik. Legenda setempat menceritakan bahwa danau ini terbentuk saat pemburu muda mengganggu seorang puteri cantik yang sedang mandi. Puteri tersebut segera pergi menghilang meninggalkan kolam air yang kemudian menjadi danau.

    3. Oasis Turpan, China
    Turpan, atau dikenal juga dengan nama Tulufan, merupakan kota oasis di daerah Xinjiang Uygur, China. Berjarak hanya 8 km sebelah barat reruntuhan kota Jiaohe, suatu daerah batas pasukan garnisun yang dihancurkan oleh Genghis Khan pada jaman dinasti Han.

    4. Danau Gurun di Brasil
    Danau gurun yang indah ini terletak di Lençóis Maranhenses National Park, Maranhao, Brasil. Terbentuk sebagai bagian dari suatu sistem danau air tawar yang berasal dari hujan selama enam bulan pertama tiap tahunnya dan kemudian akan menguap secara bertahap dan tahun berikutnya airnya akan meninggi kembali. Beberapa danau di antaranya terdapat pepohonan palem, sementara yang lainnya gersang

    5. Danau Creescent di Gurun Gobi China
    Danau gurun ini berlokasi di ujung sebuah kota kuno yang bisa dijumpai pada perjalanan sepanjang Silk Road ke Barat. Saat ini mulai mengering dan turun lebih dari 25 feet sepanjang 30 tahun terakhir karena digunakan langsung oleh petani dan populasi yang semakin meningkat. Ini mengakibatkan berangsur menghilangnya danau ini yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

    6. Oasis Chebika, Tunisia
    Oasis cantik ini mungkin adalah oasis yang paling banyak dilihat orang tanpa orang menyadarinya. Di sinilah lokasi pembuatan film Star Wars Episode IV: A New Hope. Nama oasis inipun akhirnya diambil dari salah satu karakter di film tersebut yaitu Chewbacca.

    7. Oasis Timia, Gurun Sahara, Nigeria
    Oasis Timia berlokasi di Aïr Mountains (Nigeria utara), merupakan oasis paling indah di negara ini karena suatu alasan. Bukan hanya karena gambaran sebuah danau di tengah gurun dengan beberapa pohon palemnya saja, di dalamya juga terdapat taman-taman subur dengan tanaman jeruk dan buah delima yang siap dipetik dan dimakan di tempat (dengan membayar tentunya).

    Beberapa jenis pohon buah-buahan lainnya, sereal, dan sayur-sayuran juga tumbuh di sini. Hasil panennya bahkan juga dikirim ke daerah lain di Nigeria.

    8. Oasis di Oman
    Oasis hijau ini tersembunyi di tengah gurun Oman. Beberapa oasis di kesultanan Oman kerap dijadikan tempat studi botanikal di bidang agro-biodiversity. Para peneliti juga mencari sebab mengapa jumlah oasis berkurang dengan cepat.

    Sebenarnya masih banyak oasis alami lainnya di muka bumi ini, tapi setidaknya inilah yang masih tersisa dan dimanfaatkan manusia dan terdokumentasi.

    0 comments:

    Sebuah danau kuno yang membentang sepanjang 350 kilometer ditemukan di bawah lautan pasir Gurun Sahara, Mesir.
    Pakar Geologi Ted Maxwell dari Smithsonian National Air dan Museum Space, Washington DC, menguji gambar beresolusi tinggi di barat daya Mesir yang diambil menggunakan Shuttle Radar Topografi Mission (SRTM) milik NASA.
    SRTM merupakan sebuah sistem radar modifikasi, yang menempel pada Space Shuttle Endeavour, yang diluncurkan sejak Februari 2000. Sistem ini berhasil mengidentifikasi suatu daerah di Tushka, di mana air danau terbentuk dari luapan Sungai Nil.
    Danau itu muncul sekitar 250 ribu tahun lalu, selama periode iklim basah saat wilayah tersebut masih tertutup padang rumput. Saat pasang, danau itu memiliki luas sekitar 68.200 kilometer persegi. Namun, danau itu mengering sejak 80 ribu tahun yang lalu.
    Perkiraan luas danau itu mungkin akan menjelaskan bagaimana fosil ikan dari periode akhir interglacial ditemukan di Bir Tarfawi, sekitar 400 kilometer barat Sungai Nil. Fosil ini juga ditemukan di ujung utara saluran limpasan Selima Oasis di Sudan.
    Bukti untuk mega-danau ini terdeteksi di Chad, Sudan dan Libya. Lokasi oasis kuno ini bisa membantu menjelaskan pola migrasi manusia purba

    Danau Kuno Ditemukan di Bawah Gurun Sahara

    Posted at  3:23 AM  |  in    |  Read More»

    Sebuah danau kuno yang membentang sepanjang 350 kilometer ditemukan di bawah lautan pasir Gurun Sahara, Mesir.
    Pakar Geologi Ted Maxwell dari Smithsonian National Air dan Museum Space, Washington DC, menguji gambar beresolusi tinggi di barat daya Mesir yang diambil menggunakan Shuttle Radar Topografi Mission (SRTM) milik NASA.
    SRTM merupakan sebuah sistem radar modifikasi, yang menempel pada Space Shuttle Endeavour, yang diluncurkan sejak Februari 2000. Sistem ini berhasil mengidentifikasi suatu daerah di Tushka, di mana air danau terbentuk dari luapan Sungai Nil.
    Danau itu muncul sekitar 250 ribu tahun lalu, selama periode iklim basah saat wilayah tersebut masih tertutup padang rumput. Saat pasang, danau itu memiliki luas sekitar 68.200 kilometer persegi. Namun, danau itu mengering sejak 80 ribu tahun yang lalu.
    Perkiraan luas danau itu mungkin akan menjelaskan bagaimana fosil ikan dari periode akhir interglacial ditemukan di Bir Tarfawi, sekitar 400 kilometer barat Sungai Nil. Fosil ini juga ditemukan di ujung utara saluran limpasan Selima Oasis di Sudan.
    Bukti untuk mega-danau ini terdeteksi di Chad, Sudan dan Libya. Lokasi oasis kuno ini bisa membantu menjelaskan pola migrasi manusia purba

    0 comments:

    Misteri peradaban kuno Chachapoyas ‘Masyarakat Awan’ di puncak Amazon, Peru. Kota kuno Chachapoyas, negeri orang-orang awan yang hilang ratusan tahun lalu berhasil ditemukan. Sebutan “masyarakat awan” mungkin karena mengacu pada pegunungan andes yang selalu berselimut awan. Kehidupan dan kebudayaan kota kuno yang eksis sejak abad ke-9 ini, sampai sekarang masih misteri dan sulit diungkap karena mereka tidak banyak meninggalkan catatan.
    Meski hilang tanpa jejak selama ratusan tahun, namun jejak peradaban kota Chachapoyas yang kini masuk wilayah utara Peru, masih bisa ditemukan. Deretan patung-patung menghadap ke matahari terbit yang terkenal dengan sebutan “prajurit awan” tetap berdiri tegak hingga kini. Patung-patung itu melambangkan keperkasaan masyarakat mereka di masa lalu.
    Situs Karija ini dibangun hampir 1 milenium. Sebenarnya itu merupakan kuburan, setiap patung melambangkan tokoh yang di makamkan di sana. Mungkin bisa dibilang mirip dengan situs-situs makam di Tanah Toraja, Sulawesi.
    Patung-patung itu terbuat dari clay dan plant matt di mana di dalamnya berisi mumi para tokoh Chachapoyas. Yang uniknya posisi patung berisi mumi itu sangat sulit dijangkau. Entah bagaimana masyarakat pada jaman itu membawa dan menempatkannya di sana. Sebab, telah diteliti, tidak ada jalan yang bisa diakses menuju tempat itu.
    Kisah bangaimana kehidupan di Chachapoyas nyaris menjadi misteri karena tempatnya sangat terisolir. Kota kuno Chachapoyas yang hilang ini, ditemukan tahun 2008 di hutan lebat Amazon, yang sangat terisolir, oleh tim ekspedisi arkeologi. Jaraknya sekitar 500 km sebelah timur laut Lima.
    Tim arkeologi menemukan benteng-benteng dari batu serta bangunan-bangunan yang berada di tepi jurang, sisa-sisa tembok yang memuat lukisan-lukisan yang di pahat di bebatuan. Mungkin ini dibangun mereka untuk melindungi dari musuh.
    Sayangnya, tidak banyak yang tahu tentang keberadaan kota kuno Chachapoyas ini. Hanya sedikit catatan tentang hal itu, termasuk tentang kebudayaan mereka yang berkembang di abad ke-9. Kenyataannya, kota kuno Chachapoyas itu berada di puncak ketinggian. Diduga, kota di ketinggian itu sengaja dikembangkan untuk pertahanan terhadap musuh.
    Akan tetapi nasib mereka menjadi tak menentu ketika kekaisaran Inca semakin berkembang dan berhasil menaklukkan mereka 500 tahun lalu. Meskipun bangsa Chachapoyas sempat memberi perlawanan keras, namun kekuatan Inca tak tertandingi. Keberuntungan datang ketika Spanyol datang pada 1535. Sisa-sisa suku Chachapoyas berpihak pada Spanyol untuk berperang melawan suku Inca. Namun kemudian datang penyakit orang Eropa, yakni cacar, yang melenyapkan populasi mereka.
    Penulis sejarah Cieza Pedro de León menulis, sosok orang-orang Chachapoyas berkulit putih dan tampan, kaum wanitanya cantik-cantik, itulah sebabnya banyak orang Inca ingin menjadikan mereka istri. Makam tokoh orang-orang awan ini di chullas, di sisi tebing yang dicat dengan atap runcing, khususnya yang ditemukan di Revash. Namun yang paling mengesankan dari peninggalan konstruksi Chachapoyas adalah Kuelap, benteng monumental yang berada 9.500 meter di atas permukaan laut. Bangunan itu bagian luarnya dilindungi oleh batu-batu besar.
    Kuelap
    Di Kuelap ada sekitar empat ratus gedung yang mungkin ditempati oleh sekitar 3.500 jiwa. Bandingkan dengan bangunan milik bangsa Inca, Manchu Picchu yang terkenal. Kompleks ini (Kuelap) menunjukkan bahwa bangsa Chachapoyas pada 1000 tahun lalu telah mampu membuat suatu yang luar biasa.
    Siapa yang tahu, apalagi yang akan ditemukan di pedalaman andes amazon? Semua memang masih misteri, seperti misterius nya Chachapoyas. Minimnya catatan tentang suku Chachapoyas ini memunculkan pesimis apakah bisa menguak kisah “orang-orang awan” ini

    Misteri Peradaban Masyarakat Awan

    Posted at  3:09 AM  |  in    |  Read More»

    Misteri peradaban kuno Chachapoyas ‘Masyarakat Awan’ di puncak Amazon, Peru. Kota kuno Chachapoyas, negeri orang-orang awan yang hilang ratusan tahun lalu berhasil ditemukan. Sebutan “masyarakat awan” mungkin karena mengacu pada pegunungan andes yang selalu berselimut awan. Kehidupan dan kebudayaan kota kuno yang eksis sejak abad ke-9 ini, sampai sekarang masih misteri dan sulit diungkap karena mereka tidak banyak meninggalkan catatan.
    Meski hilang tanpa jejak selama ratusan tahun, namun jejak peradaban kota Chachapoyas yang kini masuk wilayah utara Peru, masih bisa ditemukan. Deretan patung-patung menghadap ke matahari terbit yang terkenal dengan sebutan “prajurit awan” tetap berdiri tegak hingga kini. Patung-patung itu melambangkan keperkasaan masyarakat mereka di masa lalu.
    Situs Karija ini dibangun hampir 1 milenium. Sebenarnya itu merupakan kuburan, setiap patung melambangkan tokoh yang di makamkan di sana. Mungkin bisa dibilang mirip dengan situs-situs makam di Tanah Toraja, Sulawesi.
    Patung-patung itu terbuat dari clay dan plant matt di mana di dalamnya berisi mumi para tokoh Chachapoyas. Yang uniknya posisi patung berisi mumi itu sangat sulit dijangkau. Entah bagaimana masyarakat pada jaman itu membawa dan menempatkannya di sana. Sebab, telah diteliti, tidak ada jalan yang bisa diakses menuju tempat itu.
    Kisah bangaimana kehidupan di Chachapoyas nyaris menjadi misteri karena tempatnya sangat terisolir. Kota kuno Chachapoyas yang hilang ini, ditemukan tahun 2008 di hutan lebat Amazon, yang sangat terisolir, oleh tim ekspedisi arkeologi. Jaraknya sekitar 500 km sebelah timur laut Lima.
    Tim arkeologi menemukan benteng-benteng dari batu serta bangunan-bangunan yang berada di tepi jurang, sisa-sisa tembok yang memuat lukisan-lukisan yang di pahat di bebatuan. Mungkin ini dibangun mereka untuk melindungi dari musuh.
    Sayangnya, tidak banyak yang tahu tentang keberadaan kota kuno Chachapoyas ini. Hanya sedikit catatan tentang hal itu, termasuk tentang kebudayaan mereka yang berkembang di abad ke-9. Kenyataannya, kota kuno Chachapoyas itu berada di puncak ketinggian. Diduga, kota di ketinggian itu sengaja dikembangkan untuk pertahanan terhadap musuh.
    Akan tetapi nasib mereka menjadi tak menentu ketika kekaisaran Inca semakin berkembang dan berhasil menaklukkan mereka 500 tahun lalu. Meskipun bangsa Chachapoyas sempat memberi perlawanan keras, namun kekuatan Inca tak tertandingi. Keberuntungan datang ketika Spanyol datang pada 1535. Sisa-sisa suku Chachapoyas berpihak pada Spanyol untuk berperang melawan suku Inca. Namun kemudian datang penyakit orang Eropa, yakni cacar, yang melenyapkan populasi mereka.
    Penulis sejarah Cieza Pedro de León menulis, sosok orang-orang Chachapoyas berkulit putih dan tampan, kaum wanitanya cantik-cantik, itulah sebabnya banyak orang Inca ingin menjadikan mereka istri. Makam tokoh orang-orang awan ini di chullas, di sisi tebing yang dicat dengan atap runcing, khususnya yang ditemukan di Revash. Namun yang paling mengesankan dari peninggalan konstruksi Chachapoyas adalah Kuelap, benteng monumental yang berada 9.500 meter di atas permukaan laut. Bangunan itu bagian luarnya dilindungi oleh batu-batu besar.
    Kuelap
    Di Kuelap ada sekitar empat ratus gedung yang mungkin ditempati oleh sekitar 3.500 jiwa. Bandingkan dengan bangunan milik bangsa Inca, Manchu Picchu yang terkenal. Kompleks ini (Kuelap) menunjukkan bahwa bangsa Chachapoyas pada 1000 tahun lalu telah mampu membuat suatu yang luar biasa.
    Siapa yang tahu, apalagi yang akan ditemukan di pedalaman andes amazon? Semua memang masih misteri, seperti misterius nya Chachapoyas. Minimnya catatan tentang suku Chachapoyas ini memunculkan pesimis apakah bisa menguak kisah “orang-orang awan” ini

    1 comments:

    Monday, January 13, 2014

    Mungkin tidak ada monster legendaris yang lebih mengerikan dibandingkan dengan Kraken, penguasa lautan yang membuat para pelaut bergidik ketakutan. Apa yang menarik dari legenda Kraken adalah adanya kemungkinan kalau legenda ini mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata.
    Kraken adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk raksasa yang berdiam di lautan wilayah Islandia dan Norwegia. Makhluk ini disebut sering menyerang kapal yang lewat dengan cara menggulungnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke bawah.
    Kata Kraken sendiri berasal dari Kata “Krake” dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa jerman modern untuk merujuk kepada Gurita.

    Begitu populernya makhluk ini sampai-sampai ia sering disinggung di dalam film-film populer seperti Pirates of the Caribbean atau Clash of The Titans. Jika ada makhluk raksasa penguasa lautan, maka Krakenlah namanya.
    Karakter Kraken
    Kita mungkin mengira Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam buku Systema Naturae yang ditulis Carolus Linnaeus pada tahun 1735.
    Mr. Linnaeus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasi makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmus. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.
    Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen yang juga seorang naturalis, pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 kalau Kraken “tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal“.
    Menurut Pontopiddan, Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau yang terapung dan memiliki tentakel seperti bintang laut. Ia juga menyebutkan kalau makhluk ini bisa menggulung kapal yang lewat dengan tentakelnya dan menariknya ke dasar lautan. Namun, menurut Pontopiddan, bahaya terutama dari Kraken adalah riak air yang dashyat ketika ia menyelam ke dalam laut. Riak itu bisa menenggelamkan kapal yang ada di dekatnya.
    Menariknya, selain menggambarkan Kraken sebagai makhluk yang berbahaya, Pontopiddan juga menulis mengenai sisi lain dari makhluk misterius ini. Ia menyebutkan kalau ikan-ikan di laut suka berada di dekat Kraken. Karena itu juga, para nelayan Norwegia yang mengetahui hal ini suka mengambil risiko untuk menangkap ikan dengan membawa kapalnya hingga berada tepat di atas Kraken.
    Jika mereka pulang dengan membawa hasil tangkapan yang banyak, para penduduk desa tahu kalau para nelayan tersebut pastilah telah menangkap ikan tepat di atas Kraken.
    Sejak lama, makhluk ini hanya dianggap sebagai bagian dari Mitologi kuno yang setara dengan sebuah dongeng. Namun ketika sisa-sisa bangkai monster ini terdampar di pantai Albaek, Denmark, Pada tahun 1853, para ilmuwan mulai menyadari kalau legenda mengenai Kraken mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata, yaitu cumi-cumi raksasa (Giant Squid), cumi-cumi kolosal (Colossal Squid) atau Gurita raksasa (Giant Octopus).
    Seberapa besarkan seekor cumi atau gurita bisa bertumbuh?
    Benarkan mereka bisa menyerang sebuah kapal besar seperti yang digambarkan di film-film?

    Penampakan Signifikan

    Pada tahun 1801, Pierre Denys de Montfort yang menyelidiki subjek mengenai Kraken menemukan kalau di Kapel St.Thomas di St.Malo, Brittany, Perancis, ada sebuah lukisan yang menggambarkan seekor gurita raksasa sedang menyerang sebuah kapal dengan cara menggulungnya dengan tentakelnya. Insiden yang tergambar dalam lukisan tersebut ternyata berdasarkan pada peristiwa nyata.
    Dikisahkan kalau kapal tersebut adalah kapal Norwegia yang sedang berada di lepas pantai Angola. Ketika mendapatkan serangan tak terduga tersebut, para pelaut di atas kapal lalu membuat sebuah kaul untuk St.Thomas yaitu jika mereka dapat terlepas dari bahaya ini, mereka akan melakukan perjalanan ziarah.
    Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itupun pergi. Sebagai pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas di Britanny dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa yang menimpa mereka.
    Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun, paling tidak, penyerangan monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos semata.
    Selain kisah lukisan di Kapel St.Thomas, Mr.Monfort juga menceritakan perjumpaan lain dengan makhluk serupa cumi atau gurita raksasa yang dialami oleh kapten Jean-Magnus Dens dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu juga di lepas pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.
    Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang ke dalam lautan.
    Kapten Dens memperkirakan monster itu memiliki panjang 11 meter.
    Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton, menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal. Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian ditembakkannya ke arah monster itu.
    Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh monster itu dan jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu, tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.
    Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah menyaksikan seekor cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.
    Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi raksasa di Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu kemungkinan memiliki panjang hingga 11 meter.
    Pada tahun 1924, Frank T.Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot. Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapatkan musuh abadinya, yaitu Paus Penyembur (Sperm Whale).
    Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat ada sebuah riakan besar di air.
    “Ada gerakan besar di dalam laut saat purnama. Aku meraih teropong malam yang selalu siap di gantungannya. Aku melihat seekor paus penyembur besar sedang terlibat perang hebat dengan seekor cumi-cumi yang memiliki tubuh hampir sebesar paus itu. Kepala paus itu terlihat lincah seperti tangan saja layaknya. Paus itu terlihat sedang menggigit tentakel cumi itu dengan sistematis. Di samping kepalanya yang hitam, juga terlihat kepala cumi yang besar. Mengerikan, aku tidak pernah membayangkan ada cumi dengan kepala sebesar itu.”
    Mendengar kesaksian Bullen, kita mungkin tergoda untuk mengatakan kalau ia membesar-besarkan atau mungkin mengarangnya saja. Namun, pada Oktober 2009, komunitas ilmuwan menyadari kalau kisah yang diceritakan Bullen mungkin memang bukan sekedar cerita fiksi. Cumi raksasa memang bermusuhan dengan Paus Penyembur.
    Di wilayah perairan di pulau Bonin di Jepang, para peneliti kelautan berhasil mendapatkan foto-foto langka yang memperlihatkan seekor paus penyembur sedang menyantap seekor cumi raksasa yang diperkirakan memiliki panjang 9 meter.
    Dendam lama tidak pernah berakhir.

    Giant Squid, Colossal Squid dan Giant Octopus

    Sekarang, mari kita sedikit mengenal lebih jauh tiga teman raksasa kita yang mungkin telah memicu legenda Kraken. Saya akan mulai dari Giant Squid atau Cumi raksasa.
    Giant Squid atau Cumi-cumi raksasa
    Giant Squid atau cumi-cumi raksasa yang berasal dari genus Architeuthis ini memiliki 8 spesies dan diketahui bisa memiliki panjang hingga 13 meter bagi yang betina dan 10 meter untuk yang jantan. Ukuran ini dihitung dari sirip caudal hingga ujung tentakelnya. Namun, ukuran cumi ini bisa jadi lebih besar daripada yang diperkirakan.
    Pada tahun 1880, potongan tentakel ditemukan di Selandia Baru dan diperkirakan merupakan milik dari cumi raksasa yang memiliki panjang 18 meter. Ukuran yang sangat luar biasa!
    Ide kalau seekor cumi raksasa bisa menenggelamkan sebuah kapal mungkin terdengar mengada-ngada pada zaman ini. Namun, pada abad pertengahan, ukuran kapal tidak sebesar yang kita miliki sekarang. Contohnya, kapal Columbus yang bernama Pinta hanya memiliki panjang 18 meter. Sebuah cumi sepanjang 10-15 meter sudah bisa dipastikan dapat menyerang dan menenggelamkan kapal ini dengan mudah.
    Perilaku giant Squid ini hampir tidak pernah dikenal sebelumnya hingga pada tahun 2004 ketika para ilmuwan Jepang berhasil mendapatkan 556 foto makhluk ini dalam keadaan hidup. Cumi-cumi tersebut terperangkap dalam sebuah jebakan yang dibuat. Ketika ia berhasil lolos, salah satu tentakelnya yang memiliki panjang 5,5 meter putus. Dari panjang ini, para ilmuwan tersebut memperkirakan kalau makhluk itu memiliki panjang 8 meter.
    Colossal Squid atau Cumi Kolosal
    Apabila kita mengira Cumi raksasa sudah memiliki ukuran yang luar biasa, maka, perkenalkan makhluk yang satu ini, Colossal Squid atau Cumi kolosal.
    Makhluk ini memiliki nama latin Mesonychoteuthis hamiltoni dan para ilmuwan percaya kalau makhluk ini bisa bertumbuh hingga paling tidak memiliki panjang 14 meter. Ini membuatnya menjadi hewan invertebrata terpanjang di dunia. Walaupun demikian, para ilmuwan tidak bisa memastikan hingga seberapa panjang hewan ini bisa bertumbuh.
    Mengenai Colossal Squid, Dr.Steve O’Shea, ahli cumi dari Auckland University berkata:
    “Sekarang kita tahu kalau makhluk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibanding Giant Squid. Giant Squid bukan lagi cumi terbesar di luar sana. Sekarang kita memiliki sesuatu yang lebih besar. Bahkan bukan cuma sekedar besar, tetapi benar-benar jauh lebih besar.”
    Colossal Squid di foto di atas ditangkap di Laut Ross dan memiliki panjang mantel 2,5 meter. Ukuran ini termasuk luar biasa karena Giant Squid terbesar yang diketahui hanya memiliki panjang mantel 2,25 meter. Lagipula, Colossal Squid di atas dipercaya masih dapat bertambah panjang hingga mencapai ukuran yang jauh lebih besar.
    Jika ada Kraken di luar sana, maka bisa dipastikan kalau Colossal Squid adalah tersangka paling utamanya.
    Lalu, apa bedanya Giant Squid dan Colossal Squid?
    Giant Squid hanya memiliki tentakel yang memiliki lubang penghisap dan gigi-gigi kecil, sedangkan Colossal Squid memiliki tentakel yang juga dilengkapi dengan kait yang tajam. Beberapa kait bahkan memiliki 3 ujung.
    Selain dua jenis Cumi-cumi di atas, makhluk yang satu ini juga memiliki tentakel dan bisa bertumbuh dalam ukuran yang luar biasa, yaitu Giant Octopus.
    Giant Octopus atau Gurita Raksasa
    Giant Octopus atau gurita raksasa bisa bertumbuh hingga memiliki panjang 9 meter. Panjang ini cukup membuatnya menjadi monster yang ditakuti oleh para pelaut. Makhluk inilah yang dipercaya Monfort sebagai monster yang menyerang para pelaut Norwegia di lepas pantai Angola yang lukisannya tergantung di Kapel St.Thomas.
    Bangkai ini terdampar di pantai St.Augustine, Florida tahun 1896. Dipercaya sebagai Giant Octopus
    Pada masa kini, teori mengenai Cumi atau Gurita raksasa dianggap sebagai penjelasan yang paling masuk akal mengenai legenda Kraken.
    Jika kita beranggapan kalau legenda Eropa yang mengatakan kalau Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau sebagai “membesar-besarkan”, maka mungkin misteri Kraken memang sudah terpecahkan.
    Tetapi, bagaimana kita bisa memastikannya?

    Misteri Kraken, Legenda Raksasa Sang Penguasa Laut

    Posted at  9:51 PM  |  in    |  Read More»

    Mungkin tidak ada monster legendaris yang lebih mengerikan dibandingkan dengan Kraken, penguasa lautan yang membuat para pelaut bergidik ketakutan. Apa yang menarik dari legenda Kraken adalah adanya kemungkinan kalau legenda ini mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata.
    Kraken adalah seekor monster yang digambarkan sebagai makhluk raksasa yang berdiam di lautan wilayah Islandia dan Norwegia. Makhluk ini disebut sering menyerang kapal yang lewat dengan cara menggulungnya dengan tentakel raksasanya dan menariknya ke bawah.
    Kata Kraken sendiri berasal dari Kata “Krake” dari bahasa Skandinavia yang artinya merujuk kepada hewan yang tidak sehat atau sesuatu yang aneh. Kata ini masih digunakan di dalam bahasa jerman modern untuk merujuk kepada Gurita.

    Begitu populernya makhluk ini sampai-sampai ia sering disinggung di dalam film-film populer seperti Pirates of the Caribbean atau Clash of The Titans. Jika ada makhluk raksasa penguasa lautan, maka Krakenlah namanya.
    Karakter Kraken
    Kita mungkin mengira Kraken hanyalah sebuah bagian dari dongeng, namun sebenarnya tidak demikian. Sebutan Kraken pertama kali muncul dalam buku Systema Naturae yang ditulis Carolus Linnaeus pada tahun 1735.
    Mr. Linnaeus adalah orang yang pertama kali mengklasifikasi makhluk hidup ke dalam golongan-golongannya. Dalam bukunya itu, ia mengklasifikasikan Kraken ke dalam golongan Chepalopoda dengan nama latin Microcosmus. Jadi, boleh dibilang kalau Kraken memiliki tempat di dalam sains modern.
    Erik Ludvigsen Pontopiddan, Uskup Bergen yang juga seorang naturalis, pernah menulis di dalam bukunya Natural History of Norway yang terbit tahun 1752 kalau Kraken “tidak bisa disangkal, adalah monster laut terbesar yang pernah dikenal“.
    Menurut Pontopiddan, Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau yang terapung dan memiliki tentakel seperti bintang laut. Ia juga menyebutkan kalau makhluk ini bisa menggulung kapal yang lewat dengan tentakelnya dan menariknya ke dasar lautan. Namun, menurut Pontopiddan, bahaya terutama dari Kraken adalah riak air yang dashyat ketika ia menyelam ke dalam laut. Riak itu bisa menenggelamkan kapal yang ada di dekatnya.
    Menariknya, selain menggambarkan Kraken sebagai makhluk yang berbahaya, Pontopiddan juga menulis mengenai sisi lain dari makhluk misterius ini. Ia menyebutkan kalau ikan-ikan di laut suka berada di dekat Kraken. Karena itu juga, para nelayan Norwegia yang mengetahui hal ini suka mengambil risiko untuk menangkap ikan dengan membawa kapalnya hingga berada tepat di atas Kraken.
    Jika mereka pulang dengan membawa hasil tangkapan yang banyak, para penduduk desa tahu kalau para nelayan tersebut pastilah telah menangkap ikan tepat di atas Kraken.
    Sejak lama, makhluk ini hanya dianggap sebagai bagian dari Mitologi kuno yang setara dengan sebuah dongeng. Namun ketika sisa-sisa bangkai monster ini terdampar di pantai Albaek, Denmark, Pada tahun 1853, para ilmuwan mulai menyadari kalau legenda mengenai Kraken mungkin memang berdasarkan pada sesuatu yang nyata, yaitu cumi-cumi raksasa (Giant Squid), cumi-cumi kolosal (Colossal Squid) atau Gurita raksasa (Giant Octopus).
    Seberapa besarkan seekor cumi atau gurita bisa bertumbuh?
    Benarkan mereka bisa menyerang sebuah kapal besar seperti yang digambarkan di film-film?

    Penampakan Signifikan

    Pada tahun 1801, Pierre Denys de Montfort yang menyelidiki subjek mengenai Kraken menemukan kalau di Kapel St.Thomas di St.Malo, Brittany, Perancis, ada sebuah lukisan yang menggambarkan seekor gurita raksasa sedang menyerang sebuah kapal dengan cara menggulungnya dengan tentakelnya. Insiden yang tergambar dalam lukisan tersebut ternyata berdasarkan pada peristiwa nyata.
    Dikisahkan kalau kapal tersebut adalah kapal Norwegia yang sedang berada di lepas pantai Angola. Ketika mendapatkan serangan tak terduga tersebut, para pelaut di atas kapal lalu membuat sebuah kaul untuk St.Thomas yaitu jika mereka dapat terlepas dari bahaya ini, mereka akan melakukan perjalanan ziarah.
    Para awak kapal kemudian mengambil kapak dan mulai melawan monster itu dengan memotong tentakel-tentakelnya. Monster itupun pergi. Sebagai pemenuhan atas kaul itu, para awak kemudian mengunjungi Kapel St.Thomas di Britanny dan menggantung lukisan itu sebagai ilustrasi atas peristiwa yang menimpa mereka.
    Sayangnya, peristiwa yang menimpa para pelaut itu tidak diketahui persis tahun terjadinya. Namun, paling tidak, penyerangan monster raksasa terhadap sebuah kapal tidak bisa dibilang sebagai mitos semata.
    Selain kisah lukisan di Kapel St.Thomas, Mr.Monfort juga menceritakan perjumpaan lain dengan makhluk serupa cumi atau gurita raksasa yang dialami oleh kapten Jean-Magnus Dens dari Denmark yang bertemu dengan makhluk itu juga di lepas pantai Angola. Makhluk raksasa itu menyerang kapal mereka dan bahkan berhasil membunuh tiga awaknya.
    Para awak kapal yang lain tidak tinggal diam dan segera mengambil meriam dan menembakkannya ke monster itu berulang-ulang hingga ia menghilang ke dalam lautan.
    Kapten Dens memperkirakan monster itu memiliki panjang 11 meter.
    Kisah lain terjadi pada tanggal 30 November 1861. Ketika sedang berlayar di kepulauan Canary, para awak kapal Perancis, Alencton, menyaksikan seekor monster laut raksasa berenang tidak jauh dari kapal. Para pelaut segera menyiapkan peluru dan mortir yang kemudian ditembakkannya ke arah monster itu.
    Monster yang ketakutan dengan segera berenang menjauh. Namun, kapal Alencton segera diarahkan untuk mengejarnya. Ketika mereka berhasil mendekatinya, garpu-garpu besi segera dihujamkan ke tubuh monster itu dan jaring segera dilemparkan. Ketika para awak mengangkat jaring itu, tubuh monster itu patah dan hancur yang kemudian segera jatuh ke dalam air dengan menyisakan hanya sebagian dari tentakelnya.
    Ketika kapal itu mendarat dan tentakel itu diperlihatkan kepada komunitas ilmuwan, mereka sepakat kalau para awak kapal mungkin telah menyaksikan seekor cumi raksasa dengan panjang sekitar 8 meter.
    Pada bulan Oktober 1873, seorang nelayan bernama Theophile Piccot dan anaknya berhasil menemukan tentakel cumi raksasa di Newfoundland. Setelah diukur, para peneliti menyimpulkan kalau hewan itu kemungkinan memiliki panjang hingga 11 meter.
    Pada tahun 1924, Frank T.Bullen menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Cruise of the Chacalot. Dalam buku ini, Bullen menceritakan sebuah kisah luar biasa yang disebut terjadi pada tahun 1875. Kisah ini membuat Kraken mendapatkan musuh abadinya, yaitu Paus Penyembur (Sperm Whale).
    Menurut Bullen, pada tahun 1875 ia sedang berada di sebuah kapal yang sedang berlayar di selat Malaka. Ketika malam bulan purnama, ia melihat ada sebuah riakan besar di air.
    “Ada gerakan besar di dalam laut saat purnama. Aku meraih teropong malam yang selalu siap di gantungannya. Aku melihat seekor paus penyembur besar sedang terlibat perang hebat dengan seekor cumi-cumi yang memiliki tubuh hampir sebesar paus itu. Kepala paus itu terlihat lincah seperti tangan saja layaknya. Paus itu terlihat sedang menggigit tentakel cumi itu dengan sistematis. Di samping kepalanya yang hitam, juga terlihat kepala cumi yang besar. Mengerikan, aku tidak pernah membayangkan ada cumi dengan kepala sebesar itu.”
    Mendengar kesaksian Bullen, kita mungkin tergoda untuk mengatakan kalau ia membesar-besarkan atau mungkin mengarangnya saja. Namun, pada Oktober 2009, komunitas ilmuwan menyadari kalau kisah yang diceritakan Bullen mungkin memang bukan sekedar cerita fiksi. Cumi raksasa memang bermusuhan dengan Paus Penyembur.
    Di wilayah perairan di pulau Bonin di Jepang, para peneliti kelautan berhasil mendapatkan foto-foto langka yang memperlihatkan seekor paus penyembur sedang menyantap seekor cumi raksasa yang diperkirakan memiliki panjang 9 meter.
    Dendam lama tidak pernah berakhir.

    Giant Squid, Colossal Squid dan Giant Octopus

    Sekarang, mari kita sedikit mengenal lebih jauh tiga teman raksasa kita yang mungkin telah memicu legenda Kraken. Saya akan mulai dari Giant Squid atau Cumi raksasa.
    Giant Squid atau Cumi-cumi raksasa
    Giant Squid atau cumi-cumi raksasa yang berasal dari genus Architeuthis ini memiliki 8 spesies dan diketahui bisa memiliki panjang hingga 13 meter bagi yang betina dan 10 meter untuk yang jantan. Ukuran ini dihitung dari sirip caudal hingga ujung tentakelnya. Namun, ukuran cumi ini bisa jadi lebih besar daripada yang diperkirakan.
    Pada tahun 1880, potongan tentakel ditemukan di Selandia Baru dan diperkirakan merupakan milik dari cumi raksasa yang memiliki panjang 18 meter. Ukuran yang sangat luar biasa!
    Ide kalau seekor cumi raksasa bisa menenggelamkan sebuah kapal mungkin terdengar mengada-ngada pada zaman ini. Namun, pada abad pertengahan, ukuran kapal tidak sebesar yang kita miliki sekarang. Contohnya, kapal Columbus yang bernama Pinta hanya memiliki panjang 18 meter. Sebuah cumi sepanjang 10-15 meter sudah bisa dipastikan dapat menyerang dan menenggelamkan kapal ini dengan mudah.
    Perilaku giant Squid ini hampir tidak pernah dikenal sebelumnya hingga pada tahun 2004 ketika para ilmuwan Jepang berhasil mendapatkan 556 foto makhluk ini dalam keadaan hidup. Cumi-cumi tersebut terperangkap dalam sebuah jebakan yang dibuat. Ketika ia berhasil lolos, salah satu tentakelnya yang memiliki panjang 5,5 meter putus. Dari panjang ini, para ilmuwan tersebut memperkirakan kalau makhluk itu memiliki panjang 8 meter.
    Colossal Squid atau Cumi Kolosal
    Apabila kita mengira Cumi raksasa sudah memiliki ukuran yang luar biasa, maka, perkenalkan makhluk yang satu ini, Colossal Squid atau Cumi kolosal.
    Makhluk ini memiliki nama latin Mesonychoteuthis hamiltoni dan para ilmuwan percaya kalau makhluk ini bisa bertumbuh hingga paling tidak memiliki panjang 14 meter. Ini membuatnya menjadi hewan invertebrata terpanjang di dunia. Walaupun demikian, para ilmuwan tidak bisa memastikan hingga seberapa panjang hewan ini bisa bertumbuh.
    Mengenai Colossal Squid, Dr.Steve O’Shea, ahli cumi dari Auckland University berkata:
    “Sekarang kita tahu kalau makhluk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibanding Giant Squid. Giant Squid bukan lagi cumi terbesar di luar sana. Sekarang kita memiliki sesuatu yang lebih besar. Bahkan bukan cuma sekedar besar, tetapi benar-benar jauh lebih besar.”
    Colossal Squid di foto di atas ditangkap di Laut Ross dan memiliki panjang mantel 2,5 meter. Ukuran ini termasuk luar biasa karena Giant Squid terbesar yang diketahui hanya memiliki panjang mantel 2,25 meter. Lagipula, Colossal Squid di atas dipercaya masih dapat bertambah panjang hingga mencapai ukuran yang jauh lebih besar.
    Jika ada Kraken di luar sana, maka bisa dipastikan kalau Colossal Squid adalah tersangka paling utamanya.
    Lalu, apa bedanya Giant Squid dan Colossal Squid?
    Giant Squid hanya memiliki tentakel yang memiliki lubang penghisap dan gigi-gigi kecil, sedangkan Colossal Squid memiliki tentakel yang juga dilengkapi dengan kait yang tajam. Beberapa kait bahkan memiliki 3 ujung.
    Selain dua jenis Cumi-cumi di atas, makhluk yang satu ini juga memiliki tentakel dan bisa bertumbuh dalam ukuran yang luar biasa, yaitu Giant Octopus.
    Giant Octopus atau Gurita Raksasa
    Giant Octopus atau gurita raksasa bisa bertumbuh hingga memiliki panjang 9 meter. Panjang ini cukup membuatnya menjadi monster yang ditakuti oleh para pelaut. Makhluk inilah yang dipercaya Monfort sebagai monster yang menyerang para pelaut Norwegia di lepas pantai Angola yang lukisannya tergantung di Kapel St.Thomas.
    Bangkai ini terdampar di pantai St.Augustine, Florida tahun 1896. Dipercaya sebagai Giant Octopus
    Pada masa kini, teori mengenai Cumi atau Gurita raksasa dianggap sebagai penjelasan yang paling masuk akal mengenai legenda Kraken.
    Jika kita beranggapan kalau legenda Eropa yang mengatakan kalau Kraken memiliki ukuran sebesar sebuah pulau sebagai “membesar-besarkan”, maka mungkin misteri Kraken memang sudah terpecahkan.
    Tetapi, bagaimana kita bisa memastikannya?

    0 comments:

    Harvard University adalah salah satu universitas tertua dan terkenal di Amerika Serikat. Bagi yang sudah pernah mengenyam pendidikan disana pasti sudah tidak asing lagi dengan suasan kantin nya. Akan tetapi pasti banyak sekali orang-orang yang belum pernah menginjakan kakinya disana. Bukan hanya orang Indonesia, bahkan warga nergara Amerika sendiri masih banyak yang belum kesana.
    Foto-foto dibawah ini memperlihatkan betapa besarnya sebuah kantin di universitas terkenal Harvard University di Amerika.






    Inilah Kemegahan Kantin Universitas Harvard di Amerika

    Posted at  9:47 PM  |  in    |  Read More»

    Harvard University adalah salah satu universitas tertua dan terkenal di Amerika Serikat. Bagi yang sudah pernah mengenyam pendidikan disana pasti sudah tidak asing lagi dengan suasan kantin nya. Akan tetapi pasti banyak sekali orang-orang yang belum pernah menginjakan kakinya disana. Bukan hanya orang Indonesia, bahkan warga nergara Amerika sendiri masih banyak yang belum kesana.
    Foto-foto dibawah ini memperlihatkan betapa besarnya sebuah kantin di universitas terkenal Harvard University di Amerika.






    0 comments:

    BeritaUnik.net - March Boedihardjo, satu dari banyak anak berprestasi Indonesia keturunan Tionghoa lahir pada tahun 1998 di Hongkong. March Boediharjo dan keluarganya adalah orang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Dan ketika tahun 2005, March dan keluarganya hijrah ke United Kingdom, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boediharjo yang saat itu berusia 14 tahun mendapat beasiswa di Oxford University, dalam program Phd, dan membuat ia menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu.
    Kedua anak keturunan Boediharjo ini memang menunujukan talenta lebih dalam bidang ilmu matematika, ayahnya memang sudah sejak kecil mengenalkan matematika kepada kedua anaknya ini, bahkan ketika makan pun yang mereka bicarakan adalah soal matematika. March menyelesaikan sekolah menengahnya di Inggris ketika ia dan keluarganya menemani kakaknya menempuh pendidikan di Ingris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik.
    Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. Ia juga mendapatkan 8 GCSEs dalam waktu yang sama dengan ketika ia mengikuti ujian A-level di Inggris. Setelah itu, ia pun mendaftarkan diri ke Baptist Hong Kong (HKBU), sebenarnya March sudah melamar ke beberapa universitas lain di Hong Kong. Di antaranya yaitu Universitas of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hong Kong. Namun, sayangnya universitas-universitas itu belum memberikan jawaban, aku ayah March.
    Sebenarnya, March ingin menyusul kakaknya yang berusia 14 tahun yang melanjutkan pendidikan di Oxford University di Inggris, namun sayangnya keluarga mereka tidak punya cukup uang, waluapun ayahnya adalah seorang pengusaha karena biaya hidup di Inggris itu sangat mahal dan akhirnya March dan orang tuanya pun harus kembali ke Hongkong lagi meninggalkan kakaknya yang sedang menempuh pendidikan di Oxford.
    Ia mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). Di tahun-tahun pertamanya dia mengkritik bahwa pelajaran yang diajarkan terlalu mudah. Ia mendapatkan B+dan A- di hampir semua ujian matematika yang membuat ia masuk ke dalam daftar Dean, yaitu penghargaan bagi siswa yang memiliki IPK 3.00-3.49 dengan tidak ada nilai dibawah C. March juga akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun yaitu pada tahun 2010. Dia juga mengkritik bahwa ia tidak punya kesan baik terhadap rekan kuliahnya.
    “Mereka tidak memberi tanggapan (di ruang kuliah). Mereka cuma mendengarkan dan satu sama lain tidak berinteraksi,” katanya.
    Anak itu mengatakan rekannya di sekolah sebelumnya “ingin bermain”, tidak seperti mahasiswa perguruan tinggi.
    Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya.”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya.
    Seorang wartawan BBC di Hongkong, Vaudine England pernah mewawancarinya suatu saat dan ia berkata bahwa March Tian Boedihardjo tidak beda dengan bocah-bocah lain yang berusia 9 tahun, ia masih memiliki sisi kejenakaan khas anak-anak dan March juga mengaku bahwa selain ia hobi melahap dan mempelajari semua buku matematika miliknya, ia juga sangat senang bermain catur, monopoli, dan lego

    Mahasiswa Jenius Berumur 9 Tahun dari Indonesia

    Posted at  9:45 PM  |  in    |  Read More»

    BeritaUnik.net - March Boedihardjo, satu dari banyak anak berprestasi Indonesia keturunan Tionghoa lahir pada tahun 1998 di Hongkong. March Boediharjo dan keluarganya adalah orang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Dan ketika tahun 2005, March dan keluarganya hijrah ke United Kingdom, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boediharjo yang saat itu berusia 14 tahun mendapat beasiswa di Oxford University, dalam program Phd, dan membuat ia menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu.
    Kedua anak keturunan Boediharjo ini memang menunujukan talenta lebih dalam bidang ilmu matematika, ayahnya memang sudah sejak kecil mengenalkan matematika kepada kedua anaknya ini, bahkan ketika makan pun yang mereka bicarakan adalah soal matematika. March menyelesaikan sekolah menengahnya di Inggris ketika ia dan keluarganya menemani kakaknya menempuh pendidikan di Ingris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik.
    Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. Ia juga mendapatkan 8 GCSEs dalam waktu yang sama dengan ketika ia mengikuti ujian A-level di Inggris. Setelah itu, ia pun mendaftarkan diri ke Baptist Hong Kong (HKBU), sebenarnya March sudah melamar ke beberapa universitas lain di Hong Kong. Di antaranya yaitu Universitas of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hong Kong. Namun, sayangnya universitas-universitas itu belum memberikan jawaban, aku ayah March.
    Sebenarnya, March ingin menyusul kakaknya yang berusia 14 tahun yang melanjutkan pendidikan di Oxford University di Inggris, namun sayangnya keluarga mereka tidak punya cukup uang, waluapun ayahnya adalah seorang pengusaha karena biaya hidup di Inggris itu sangat mahal dan akhirnya March dan orang tuanya pun harus kembali ke Hongkong lagi meninggalkan kakaknya yang sedang menempuh pendidikan di Oxford.
    Ia mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). Di tahun-tahun pertamanya dia mengkritik bahwa pelajaran yang diajarkan terlalu mudah. Ia mendapatkan B+dan A- di hampir semua ujian matematika yang membuat ia masuk ke dalam daftar Dean, yaitu penghargaan bagi siswa yang memiliki IPK 3.00-3.49 dengan tidak ada nilai dibawah C. March juga akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun yaitu pada tahun 2010. Dia juga mengkritik bahwa ia tidak punya kesan baik terhadap rekan kuliahnya.
    “Mereka tidak memberi tanggapan (di ruang kuliah). Mereka cuma mendengarkan dan satu sama lain tidak berinteraksi,” katanya.
    Anak itu mengatakan rekannya di sekolah sebelumnya “ingin bermain”, tidak seperti mahasiswa perguruan tinggi.
    Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya.”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya.
    Seorang wartawan BBC di Hongkong, Vaudine England pernah mewawancarinya suatu saat dan ia berkata bahwa March Tian Boedihardjo tidak beda dengan bocah-bocah lain yang berusia 9 tahun, ia masih memiliki sisi kejenakaan khas anak-anak dan March juga mengaku bahwa selain ia hobi melahap dan mempelajari semua buku matematika miliknya, ia juga sangat senang bermain catur, monopoli, dan lego

    0 comments:

    About-Privacy Policy-Contact us
    Copyright © 2013 All About Unik . Blogger Template by Bloggertheme9
    Proudly Powered by Blogger.
    back to top